Pengibaran Bendera

Pengibaran Bendera KOPMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon oleh Saudari "Nissa" Salah satu anggota Koperasi Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada Acara PAB (Penerimaan Anggota Baru).

Penyerahan Sertificate

Penyerahan sertificate kepada Pemateri oleh Penitia dalam acara pelatihan perkoperasian bagi mahasiswa baru.

Loe ma Gue dan Koperasi

Walaupun hanya berdua yg penting happy bisa selfie-selfie dengan bendera KOPMA.

Keep Smile setelah selesai acara

Wajah-wajah para Bidadari KOPMA IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang dikawal oleh dua bodyguard dengan memegang Bendera Kejayaan.

Menyanyikan Mars Koperasi

Bapak Aziz Al-Awaliyah Mengkomandani Anggota baru dalam menyanyikan Mars Koperasi.

Peserta Pelatihan Perkoperasian

Inilah wajah-wajah para peserta pada Acara pelatihan perkoperasian tahun 2015 di Pasca Sarjana IAIN Cirebon.

!-- Slide 7 Code Start -->

Panitia Pelatihan Perkoperasian

Inilah wajah-wajah para panitia pada Acara pelatihan perkoperasian tahun 2015 di Pasca Sarjana IAIN Cirebon.

Kita adalah Satu Yaitu Koperasi

Inilah kita,para calon pendobrak perekonomian NKRI agar bisa lebih maju lagi. Tanpa kita, perekonomian NKRI hancur. Salam Kooperatif!!!

Dua Pasak KOPMA

Perhatikan Sosok yang berdiri di paling ujung kanan dan kiri : Merekalah Pasak KOPMA (Mbah Ayub dan Mbah Udin)

Saturday, 1 October 2016

Apa itu tahun baru Islam?



Arti dan Makna Tahun baru Hijriah

Tahun baru Islam hijriah memberikan arti dan makna tersendiri bagi umat Islam. Pasalnya, jika warga dunia merayakan tahun baru dengan penanggalan masehi, umat Islam menyambut tahun baru Islam menggunakan penanggalan hijriah.

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai arti dan makna tahun baru Islam hijriah, kita coba ulas tentang apa tahun baru Islam dan bagaimana sejarah tahun baru Islam? Jika kita sudah mengetahui apa dan sejarah tahun baru Islam, maka selanjutnya kita akan mudah memaknai arti tahun baru Islam.


Apa itu tahun baru Islam?
Tahun baru Islam adalah pergantian tahun dalam Islam menggunakan perhitungan bulan. Tahun baru Islam dihitung sejak Nabi Muhammad Saw hijrah dari Mekah menuju Madinah sehingga penanggalan dalam Islam dinamakan Hijriah.

Berbeda dengan penanggalan nasional dan dunia pada umumnya menggunakan perhitungan Masehi dengan sistem matahari dan dimulai pada zaman Nabi Isa As.

Tahun baru Islam dalam tradisi Jawa disambut dengan awal bulan satu Suro. Dalam Jawa, malam 1 Suro identik dengan nuansa mistis yang dipercaya menjadi malam yang disukai mahkluk gaib.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa tahun baru Islam adalah pergantian tahun umat muslim yang menggunakan metode penanggalan bulan (qomariyah) dan dimulai sejak Nabi Muhammad Saw hijrah dari Mekah ke Madinah.

Sejarah tahun baru Islam
Sejarah tahun baru Islam berawal dari kebimbangan umat Islam saat menentukan tahun. Hal ini tidak lepas dari fakta sejarah pada zaman sebelum Nabi Muhammad, orang-orang Arab tidak menggunakan tahun dalam menandai apa saja, tetapi hanya menggunakan hari dan bulan sehingga membingungkan.

Sebagai contoh, pada waktu itu Nabi Muhammad lahir pada tahun Gajah. Hal ini menjadi bukti bahwa pada waktu itu kalangan umat Arab tidak menggunakan angka dalam menentukan tahun sehingga membingungkan.

Berawal dari sini, pada sahabat berkumpul untuk menentukan kalender Islam, salah satu di antaranya yang hadir adalah Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, dan Thalhan bin Ubaidillah.

Mengenai sejarah kalender Islam, mereka ada yang mengusulkan kalender Islam berdasarkan hari kelahiran Nabi Muhammad, ada yang mengusulkan sejak Nabi Muhammad diangkat sebagai rasul.
Namun, usul yang diterima adalah usulan dari Ali Bin Abi Thalib di mana beliau mengusulkan agar kalender hijriah Islam dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekah dan Madinah.

Dari usul Ali inilah sejarah kalender Islam pertama kali dibuat dan sejarah tahun baru Islam pada mulanya ada.

Arti tahun baru Islam
Jika menengok sejarah tentang lahirnya kalender Islam pertama kali, tentu arti tahun baru Islam menjadi meomentum pergantian tahun Islam dari tahun satu ke tahun berikutnya, misalnya dari tahun baru Islam 2014 menuju tahun baru Islam 2015 menuju tahun baru Islam 2016 dan seterusnya.

Tahun baru Islam memiliki arti tersendiri bagi umat muslim untuk merayakan tahun baru Islam dengan berbagai aktivitas Islami dan hal-hal yang bernilai positif. Bagi orang Jawa, tahun baru Islam bersamaan dengan malam satu Suro disambut dengan berbagai perayaan tirakat, begadang sampai pagi, dzikir, dan hal-hal yang dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Arti tahun baru Islam pada masing-masing orang tentu berbeda. Tapi, secara global arti tahun baru Islam diharapkan bisa memberikan angin baru bagi segenap umat Muslim untuk berbuat lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Makna tahun baru Islam
Makna tahun baru Islam bahwa Nabi Muhammad hijrah dari Mekah menuju Madinah merupakan peristiwa penting lahirnya Islam sebagai agama yang berjaya.

Dari peristiwa hijrah, Islam berkembang pesat di Madinah yang pada akhirnya berkembang dan meluas hingga ke Mekah dan daerah-daerah sekitarnya. Nabi Muhammad sendiri berhijrah bukan tanpa alasan, tetapi mendapatkan wahyu sekaligus bentuk respon untuk menanggapi sikap masyarakat Arab yang kurang berkenan dengan ajaran Islam.

Dampak dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad ini, Islam mulai menunjukkan taringnya dan negara Islam (daulah Islamiyah) terbentuk. Daulah Islamiyah pada zaman Nabi sangat menjunjung tinggi toleransi yang termaktub dalam Piagam Madinah.

Tahun baru Islam Hijriah jatuh pada tanggal 1 Muharram dan umat muslim di Indonesia biasanya merayakan dengan berbagai agenda, seperti pawai obor atau semacam takir keliling, pengajian, hingga memaknai tahun baru Islam dengan agenda-agenda yang mengkolaborasikan budaya Jawa.

Akhirnya, saya hanya ingin mengatakan satu hal saja mengenai makna tahun baru Islam. Bahwa, puncak kejayaan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin (rahmat bagi segenap alam semesta) yang membawa kebenaran, kebaikan, mengajarkan cinta dan kasih sayang, dan simbol lahirnya keadilan dimulai dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah yang dijadikan sebagai peletak dasar kalender Islam Hijriah.

Oleh karena itu, mari kita merayakan dan memaknai tahun baru Islam dengan menyebarkan kebaikan, cinta, dan kasih sayang kepada segenap makhluk Allah di alam semesta.






Oleh : Buya GembeL