Refleksi
Kemerdekaan Republik Indonesia
Bulan Agustus merupakan bulan dimana Negeri tercinta kita
ini merdeka dan bebas dari penjajah. Tepatnya pada 17 Agustus 1945 Indonesia
telah merdeka. Meskipun sekarang sudah lewat tanggal 17 Agustus, namun suasana
peringatan HUT RI Ke- 72 ini masih meneyelimuti hati masyarakat Indonesia.
Diseluruh pelosok sampai segala penjuru masyarakat Indonesia begitu semangat
menyelenggarakan rangkaian acara, seperti mengadakan perlombaan dimulai dari
anak-anak sampai orang tua, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka bersorak
ria demi memeriahkan peringatan HUT RI KE- 72 ini.
Esensi peringatan HUT RI adalah untuk mengingat jasa para
pahlawan yang telah berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Sungguh luarbiasa
para pahlawan kita, mereka tidak hanya mengorbankan materi namun nyawa pun
mereka korbankan demi memerdekakan Indonesia tanah air tercinta, sehingga kelak
anak keturunannya tidak sampai seperti mereka yang hidup dalam kelaparan, di
bawah tekanan para penjajah, serta tidak mengenal sekolah. Yang mereka fikirkan
hanyalah berjuang dan berjuang untuk
mengusir para penjajah dari tanah air tercinta.
Sebagai generasi muda kita harus bersyukur dan membela tanah
air sebagai wujud rasa terimaksih kita kepada para pahlawan yang telah
mendahului kita. Caranya tidak hanya dengan melaksanakan perlombaan-perlombaan
dikala memperingati HUT RI Ke 72 ini, namun ada yang lebih penting yaitu
senantiasa mendoakan serta meneruskan perjuangan para pahlawan untuk menjaga
bumi pertiwi yang mereka wariskan kepada kita.
Kita harus bisa menjadi generasi muda Indonesia yang mampu
mempertahankan serta menjaga wibawa bangsa. Bendera merah putih yang tidak ada
tulisan apapun merupakan simbol kewibawaan bangsa kita, simbol harga diri
bangsa kita yang tidak boleh direndahkan oleh siapapun. Perjuangan kita sekarang bukan lagi melawan
penjajah secara fisik, yang harus melawannya dengan otot dan senjata, namun
sekarang ini negeri kita tengah di jajah kembali oleh bangsa barat dari sisi
moral dan intelektual lewat buku-buku, media sosial dan kecanggihan teknologi
lainnya. Untuk melawannya kita harus menggunakan otak yang pintar dan cerdas.
Pengetahuan kita harus luas sampai merambah ke semua aspek kehidupan seperti
sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan, agar bangsa kita tidak mudah dibodohi apalagi
sampai direndahkan wibawanya.
0 comments:
Post a Comment