Friday 13 October 2017

Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia

 
 
Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia
Bulan Agustus merupakan bulan dimana Negeri tercinta kita ini merdeka dan bebas dari penjajah. Tepatnya pada 17 Agustus 1945 Indonesia telah merdeka. Meskipun sekarang sudah lewat tanggal 17 Agustus, namun suasana peringatan HUT RI Ke- 72 ini masih meneyelimuti hati masyarakat Indonesia. Diseluruh pelosok sampai segala penjuru masyarakat Indonesia begitu semangat menyelenggarakan rangkaian acara, seperti mengadakan perlombaan dimulai dari anak-anak sampai orang tua, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka bersorak ria demi memeriahkan peringatan HUT RI KE- 72 ini.
Esensi peringatan HUT RI adalah untuk mengingat jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Sungguh luarbiasa para pahlawan kita, mereka tidak hanya mengorbankan materi namun nyawa pun mereka korbankan demi memerdekakan Indonesia tanah air tercinta, sehingga kelak anak keturunannya tidak sampai seperti mereka yang hidup dalam kelaparan, di bawah tekanan para penjajah, serta tidak mengenal sekolah. Yang mereka fikirkan  hanyalah berjuang dan berjuang untuk mengusir para penjajah dari tanah air tercinta.
Sebagai generasi muda kita harus bersyukur dan membela tanah air sebagai wujud rasa terimaksih kita kepada para pahlawan yang telah mendahului kita. Caranya tidak hanya dengan melaksanakan perlombaan-perlombaan dikala memperingati HUT RI Ke 72 ini, namun ada yang lebih penting yaitu senantiasa mendoakan serta meneruskan perjuangan para pahlawan untuk menjaga bumi pertiwi yang mereka wariskan kepada kita.
Kita harus bisa menjadi generasi muda Indonesia yang mampu mempertahankan serta menjaga wibawa bangsa. Bendera merah putih yang tidak ada tulisan apapun merupakan simbol kewibawaan bangsa kita, simbol harga diri bangsa kita yang tidak boleh direndahkan oleh siapapun.  Perjuangan kita sekarang bukan lagi melawan penjajah secara fisik, yang harus melawannya dengan otot dan senjata, namun sekarang ini negeri kita tengah di jajah kembali oleh bangsa barat dari sisi moral dan intelektual lewat buku-buku, media sosial dan kecanggihan teknologi lainnya. Untuk melawannya kita harus menggunakan otak yang pintar dan cerdas. Pengetahuan kita harus luas sampai merambah ke semua aspek kehidupan seperti sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan, agar bangsa kita tidak mudah dibodohi apalagi sampai direndahkan wibawanya.
 (Kabid Komunikasi KOPMA Syekh Nurjati Cirebon)

0 comments:

Post a Comment